Pagi itu dalam udara dingin ditemani embun, masih sama dengan pagi hari sebelumnya. Hanya saja ada yang berbeda, yah ada yang berbeda di pagi itu. Bukan mengenai suasananya, bukan pula dengan udara atau mentari yang terlambat membangunkan ku. Tapi hilangnya sapaan pagi yang selalu aku tunggu ditiap pagi hari ku.
Bukan mentari yang ku tunggu, hanya ucapan dan suaramu yang kutunggu ditiap pagi. Namun, pagi itu tak sama seperti pagi yang kualami belakangan ini. Suara manjamu dipagi hari pun hilang dalam tebalnya kabut dingin pagi hari.
Sembari masih kurang percaya dengan keadaan dan masih juga bertanya-tanya, aku hanya bisa berharap semoga pagi ini engkau terbangun dalam keadaan sehat, bersiap menantang hari menyambut mentari, dan tak lupa dengan sarapan mu.
Selamat pagi untuk engkau yang ku nanti
Bukan mentari yang ku tunggu, hanya ucapan dan suaramu yang kutunggu ditiap pagi. Namun, pagi itu tak sama seperti pagi yang kualami belakangan ini. Suara manjamu dipagi hari pun hilang dalam tebalnya kabut dingin pagi hari.
Sembari masih kurang percaya dengan keadaan dan masih juga bertanya-tanya, aku hanya bisa berharap semoga pagi ini engkau terbangun dalam keadaan sehat, bersiap menantang hari menyambut mentari, dan tak lupa dengan sarapan mu.
Selamat pagi untuk engkau yang ku nanti
